Thursday, January 27, 2005

Tujuan Hidup

1. Ad Majorem Dei Gloriam
(motto Kanisius, artinya: "Demi semakin bertambahnya kemuliaan Tuhan").

Kasih Tuhan telah menyentuh hatiku yang paling dalam dan mengubah segala-galanya dalam hidupku. Walaupun sudah lama aku tidak benar-benar menyelami Nya lagi, bekas nya masih terasa. O Tuhan Yesus, aku mau lagi menyelami kasihMu yang tak mengenal akhir itu.

Manusia cuma sebuah cermin yang merefleksikan apa yang dia sembah.

Setiap kali aku harus mengingat-ngingat lagi, Yesus lah Tuhanku dan Juruselamatku. Yang lain hanya alat atau hamba. Seperti di Alkitab dibilang, "You can't serve two masters. You can't serve both God and Mammon." Bak layaknya api, Mammon adalah hamba yang baik tapi adalah tuan yang jahat. Begitu pula dengan kesuksesan, kesenangan dunia, kenikmatan hidup. "... the cares of this world and the deceitfulness of riches," and the lust for other things, will choke out the life of God in us (Matthew 13:22).

Dalam hatiku, aku mau hidupku memuliakan Tuhan. Aku rindu melayani Tuhan seumur hidupku. Karena ini tujuan yang terkekal dan termurni, inilah yang menjadi tujuan yang terpenting, hal-hal yang lain cumalah sampingan. Dan inilah fondasi atau dasar dari semua yang aku lakukan. Alkitab berkata lagi, "Kalau engkau membangun rumahmu [hidupmu] diatas batu karang ini, badai dan ombak yang menerpa tidak akan menghancurkan hidupmu." Amin.

Catatan Pinggir:
Menarik juga karena kalau disimpulkan, "hal-hal yang lebih kekal adalah hal-hal yang lebih penting." Seperti dibilang di 2 Korintus 4:16-18:


"16Therefore we do not lose heart. Even though our outward man is perishing, yet the inward man is being renewed day by day.
17For our light affliction, which is but for a moment, is working for us a far more exceeding and eternal weight of glory,
18while we do not look at the things which are seen, but at the things which are not seen. For the things which are seen are temporary, but the things which are not seen are eternal."

Carilah hal-hal yang kekal! Hiduplah dalam kekekalan! Karena disanalah engkau akan menemukan Tuhan dan arti hidup!

Karena itu pula lah Tuhan adalah yang terpenting. Dan karena itu pula lah yang urutan nomor dua terpenting adalah Relationship terutama Keluarga.


2. Relationship terutama Keluarga.

Walaupun tujuan hidup kita adalah kekekalan (eternity), tapi tetap saja di lain pihak kita masih hidup di bumi ini. Tubuh kita masih berwujud darah dan daging, bukan cuma roh (spirit). Karena itu kita harus bisa berkarya, menghasilkan hal-hal yang nyata (real).

Kenapa relationship? Karena diantara semua hal yang nyata, "membangun orang" adalah hal yang paling murni dan kekal. Kenapa demikian? Karena masing-masing manusia itu punya roh yang kekal; sadar atau tidak sadar, setiap manusia akan -dan karena itu, sedang- hidup dalam kekekalan. Jadi hal apapun yang kita lakukan terhadap orang lain, baik atau buruk, akan mempunyai dampak yang kekal!

Ngeri juga yah kalau dipikir-pikir, kalau aku pernah melakukan kesalahan yang melukai orang lain, itupun mempunyai dampak yang kekal.

Selama kita hidup, pasti selalu ada akibat atau konsekwensi dari setiap tindakan kita. Tapi diberkatilah manusia, karena masih ada Tuhan yang bekerja dengan hebat di dunia ini. He is Sovereign. Dan dia mampu mengubah hal-hal yang buruk menjadi baik. Bagaimanapun juga, tindakan kita tidak akan bisa sempurna. Kita selalu butuh Tuhan.

Kenapa keluarga? Karena sebagai seorang pria yang sedang beranjak dewasa, Tuhan sudah mempercayai aku dengan seorang calon istri. Dan juga kalau dimasa depan aku punya anak-anak. Inilah tanggung jawab baru yang harus aku emban dengan cinta, setia dan bertanggung-jawab. Aku harus tumbuh dewasa dalam hal-hal ini. Aku harus bisa mengosongkan diriku, dan memberikan hidupku untuk istri dan anak-anak ku, seperti Tuhan mengosongkan diriNya, dan berkorban untuk kita semua. Itu yang aku harus selalu ingat-ingat.

Istri dan anak-anak ku pun harus menjadi orang-orang yang mencintai dan melayani Tuhan, dan hidup dalam kekekalan. Hidup dalam kasih dan kerukukan sebagai satu keluarga. Mengingat-ngingat keluarga orang tua ku yang berantakan, aku harus punya satu tekad yang kuat untuk membangun keluarga yang kuat. Bagaikan seorang tunawisma, aku MAU punya rumah sendiri. Keluargaku = rumahku. Tuhan tolong lah aku... Biar aku dan seisi rumahku bisa berjalan bersamaMu.


3. Melayani Masyarakat

Tetap dalam konteks relationship, tapi dalam scope yang lebih luas, dan tidak se-intense keluarga. Tuhan mempercayai aku dengan masyarakat di sekelilingku, di kantor, sekolah, gereja, yang perlu aku tolong untuk juga bisa hidup dalam kekekalan dan mengenal Tuhan.


Caranya?

Aku punya ambisi-ambisi yang tujuan nya adalah untuk memenuhi tiga tujuan diatas:
- Melayani Tuhan
- Punya keluarga yang harmonis dan kuat
- Punya pelayanan yang sukses (terutama dalam bidang Musik dan Kepemimpinan/Leadership)
- Punya perusahaan sendiri yang sukses, berkecukupan dalam hal materi
- Menghasilkan buah-buah pikir yang dapat membantu negara Indonesia (terutama dalam bidang bisnis, ekonomi dan kepemimpinan)


Mari Tuhan, aku mau hidup untuk memuliakan namaMu. Ingatkan aku selalu bahwa aku bukan apa-apa. Aku cuma manusia yang finite, Engkaulah Tuhan yang infinite. Biar Engkau lah selalu yang hidupku dalamku. Dan biar aku bisa menyingkirkan semua hal-hal yang menghalangi. Murnikan hatiku setiap hari, jauhkan dari pikiran-pikiran yang egois.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home